Konservasi

I.PENDAHULUAN
Sebagaimana yang teelah di ungkapkan dalam GBHN (1998) bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya, pembangunanbukan berarti hanya menitik beratkan kepada kemajuan lahiriah,tetapi juga harus selaras.
Dalam pelaksanaan pembangunan sumber daya alam Indonesia, baik darat, laut, udara yang berupa tanah, air, mineral, flora, faunadan juga plasmanutfah harus di manfaatkan secara rsional penggalian dan pemanfaaan sumber kekayaan alam harus dilaksanakan secara bijaksana, dengan memperhatikan kebbutuhan generasi yang akan datang.

Manusia dalam menggunakan sumber daya alam sering kali tumpang tindih dan tidak memperhatikan keseimbangan alam, sehingga menimbulkan dampak negatifterhadap lingkungan dan biasa kita sebut pecemaran/ kerusakan lingkungan. Untuk mencegah kerusakan yang semakin parah, pemerintah membuat UU No. 4/1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengolahan lingkungan, dan juga PP No.51 tentang analisis dampak lingkungan.
II.PENGERTIAN
1.Konservasi adalah suatu usaha pelestarian dan penyelamatan lingkungan. Artinya, memanfaatkan dan memberdayakan lingkungan/ alam dengan tidak mengurangi daya dukung alam. Sumber daya alam dapat diklasifikasikan menurut sifat fisik terbentuknya ada dua yaitu, diperbaruhi dan tidak dapat diperbaharui. SDA yang mempunyai sifat dapat diperbaharui selalu tersedia di alam. SDA yang bersifat tidak dapat diperbaharui artinya persediaan SDA tersebut terbatas di alam sepeti minyak bumi yan tebentuk dari fosil binatang dan tumbuhan yang alamiah dan berencana.
2.Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,daya,keadaan dan makhluk hidup,termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhhi kelangsungan prikehidupan dan kesehjateraan manusia serta makluk hidup yang lainnya. Oleh karena manusia merupaka bagaian dari kehidupan alam ni, maka sudah seharusnya manusia dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya harus menjaga keseimbangan alamnya bukan merusak alam. Kerusakan lingkungan dijumpaidi mana-mana, demikian juga dengan polusi yang timbul karena dampak kegiatan ekonomi.
3.Masalah lingkungan dibedakan menjadi empat macam, yaitu perubahan iklim global, biodileritas,pencmaran air dan juga limbah beracun.disinila tugas dan tanggungjawab kita bersama untuk ikut berperan aktifdalam pelestarian pemberdayaan alam agar anak cucu kita masih bisa menikmatinya dan bukan hanya menjadi dongeng belaka.
III.TUJUAN KONSERVASI
Secara garis besar konservasi bertujuan menjaga kelestarian dan keseimbangan alam, seperti yang kita ketahui bersama, manusia dalam mendayagunakan SDA seringkali tumpah tindih dan tidak mengindahkan kemampuan lingkungan alam. Karena itulah, perlu dilakukan pengelolaan, baik terhadap SDA yang ada maupun tindakan manusia sendiri.
Berkaitan dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup, maka sesuai dengan keputusan menteri negarakesejahteraan lingkungan hidup No. Kep. 50 dan 51/MENKLH/6/1987, TERTANGGAL 4 Juni 1987,
hal ini mencakup maksud dan tujuan dari rencana pengelolaan lingkungan (RKL), yang harus dikemukakan secara sistematis, singkat dan jelas bagi semua pihak.
Kekayaan bangsa Indonesia yang berupa hutan adalah Anugerah Tuhan YME,
dan merupakan sumber kekayaan alam yang sebaguna sebagai manifestasi sifat Maha Murah serta Maha Asih dari Tuhan Yang Maha Esa.
Pembangunan kehutanan dapat diartikan sebagai pengalokasian hutan sesuai dengan fungsinya sebagai pelindung hidrologis (hutan lindung), konservasi plasmanutfah (suaka alam, taman nasional, hutan wisata), produksi hasil hutan (hutan produksi), serta cadangan untuk penggunaan lainnya(hutan produksi yang dapat di konservasi).
Jika di kaji lebih jauh, konservasi dibedakan menjadi dua garis besar, yaitu :
1.konservasi dalam mengelola hutan dan alam, di Indonesia organisasinya adalah WALHI.
2.konservasi dalam penjagaan kehidupan binatang agar tetap lestari, terutama binatang-binatang yang hamper punah, salah satu organisasinya adalah WWF.
IV.MACAM-MACAM PENCEMARAN
Pencemaran adalah suatu keadaan alam di mana suatu zat atau energi serta unsure lain diintroduksikan ke dalam suatu lingkungan oleh kegiatan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kadar tertentu, sehingga mengganggu.
Pencemaran Udara
Adapun sumber pencemaran udara dapat digolongkan menjadi dua
1.sumber stasioner, seperti komplek industri, rumah tangga dan pembakaran sampah.
2.sumber bergerak, seperti segala sarana transportasi.
Zat pencemar di golongkan menjadi dua klasifikasi, yaitu partikel dan gas.
Beberapa unsur pencemar udara yang cukup penting untuk di ketahui yang dapat membahayakan dan menyebabkan gangguan yang cukup serius antara lain :
1.benda butiran
2.Sulfur dioksida (SO2)
3.Hidrokarbon (HC)
4.karbon dioksida(CO2)
5.Bromida
6.nitrogen oksida (NO2)
7.karbon monoksida (CO)
8.sulfur
9.Timah hitam(Pb)
10.oksida fotokimia
11.Chlorinated hidro karbon
12.Clorine dan hydrogen klorida
13.mercaptans
14.flurorida
15.dioxin
Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah pada umumnya terjadi sebagai akibat buangan bahan-bahan sisa dan sebagian besar di timbulkan oleh masalah sampah. Sangat jarang terjadi penemaran tanah sebagai akibat hasil industri,meski tidak menutup kemungkinan hal itu ada. Pencemaran tanah berupa sampah, baik itu sampah organik maupun anorganik.
Pencemaran Suara
Menurut Odum, pencemaran udara dapat di definisikan sebagai suara yang tidak di inginkan. Ataupun tidak di senangi manusia secara umum. Suara suara dengan intensitas tinggi seperti yang di keluarkan oleh daerah industri, pesawat idara yang terus menerus dalam jangka waktu yang lama tidak hanya mengganggu manusia, kemungkinan juga dapat menggangu mengganggu mahluk hidup lainnya dengan rusaknya alatpendengaran secara tetap
Pencemaran Panas
Pencemaran panas/termal pollution dapat di sebabkan oleh limbah radio aktif, limbah industri mesin, pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain. Pencemaran panas memang tidak terlalu mencolok pengaruhnya dalam kehidupan. Pengaruhnya baru akan kelihatan jika keadaan sudah sangat parah.
Hujan Asam
Pada dasarnya air hujan sudah bersifat asam rendah dengan pH antara 6-7. hal ini dapat terjadi karena partikel-partikel es yang turun menjadi hujan bersenyawa dengan partikel-partikel atau benda-benda yang ada di angkasa. Sifat air hujan tergantung pada keadaan awan atau udara di mana partikel es berada.
V.SEKILAS TENTANG AMDAL
Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pemanfaatan alam jangan sampai mengganggu factor keseimbangan alam. Karena jika ini sampai terganggu akan mengakibatkan ketimpangan dan tentu saja hal ini akan berpengaruh buruk bagi diri kita maupun bagi anak cucu kita.
Sebuah tim penyusun andal harus terdiri dari anggota-anggota yang mempunyai keahlian di bidangnya masing-masing antara lain fisika, kimia, biologi, sosekbud dan kesehatan masyarakat. Hal ini berujuan untuk melihat lingkungan secara utuh. Dalam tiap kelompok, susunan tim terdiri dar :
1.ketua tim
2.sekretaris tim
3.ketua sub tim : a. fisika-kimia, b. biologi, c. sosekbud dan kesehatan masyarakat
4.anggota, semua anggota adalah satu kesatuan dalam tim dan bertanggung jawab sesuai tugas masing-masing untuk keberhasilan penyusunan laporan.

Share

KEORGANISASIAN DAN KEPEMIMPINAN

KEORGANISASIAN
1.Pendahuluan
Selama masa hidupnya orang lebih banyak berada pada kondisi saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainya daripada menyadari. Pada dasarnya orang tidak bisa hidup sendiri. Sebagian besar tujuannya dapat terpenuhi apabila ada keterbatasan dalam upaya mencapai tujuan.
Banyak motivasi yang mndorong seseorang masuk dalam sebuah rganisasi. Namun biasanya

orang tertentu masuk dalam kelompok tertentu diharapkan dapat menimbulkan kepuasan. Berbagai tujuan dapat diperoleh apabila seseorang masuk ke dalam kelmpok, baik yang bersifat perbendaan maupun yang bersifat kerohanian. Tujuan seseorang bergabung ke dalam suatu kelompok organisasi adalah :
1)Kelompokss atau organisasi sering dipakai untuk memecahka masalah2
2)Mencegah kesepian dan kerenggangan
3)Kelompok dapat memberikan bantuan pada saat kesusahan / menjumpai masalah
4)Kelompok dapat memberikan tujuan dan nilai hidup yang lebih baik, perilaku, dan kesetaraan kelompok
5)Kelompok sosial , kerja dan bermacam-macam kelompk lainnya memberikan prestige, status dan pengakuan.
2.Pengertian organisasi
Pengertian organisasi dapa dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu :
a)Sebagian ahli berpandangan bahwa organisasi adalah kumpulan orang.
b)Sebagian lagi berpendapat bahwa organisasi adalah proses pembagian kerja.
c)Sebagian lagi berpandanga bahwa organisasi adalah system kerja sama, system hubungan atau system social
Guna memudahkan memahami pengertian maka organisasi dapat didefinisikan sbb:
“ organisasi adalah sistem saling mempengaruhi antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu “
Dalam sebuah organisasi harus ada struktur yang jelas, ang dimaksud struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuan-satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas sera wewenang yang masing-masing mempunyai peranan tertentu dalam kesatuan yang utuh.

3.Asas-asas organisasi
a.Perumusan tujuan dengan jelas
b.Departemenisasi
c.Pembagian kerja
d.Koordinasi
e.Pelimpahan wewenang
f.Rentang control
g.Jenjang organisasi
h.Persatuan perintah
i.Fleksibelitas
j.Berkelangsunan
k.Keseimbangan

KEPEMIMPINAN
1)Pendahuluan
Kepemimpinan merupakan cabang dari kelompok ilmu komunikasi, khususnya ilmu administrasi Negara. Sedang ilmu administrasi suatu cabang ilmu-ilmu social,dan merupakan salah satu, dan merupakan perkembangan dari imu filsafat.
Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ilmu terapan yang diharapkan bermanfaat bagi peningkatan taraf hidup manusia. Kepemimpianan sebagai cabang imu bertujuan untuk memberikanpengertian yang luas, penafsiran dari tingkah laku pemimpin. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan pemimpin adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar bekerjasama untuk mmencapai tjuan tertentu.
Jadi pemimpin itu adalah orang yang mempunyai kelebihan sehingga dia mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan , juga memdapatka dukungan dari bawahannya, sehingga dapat menggerakkan bawahan kea rah pencapaian tujuan tertentu.
II. Tipe dan Gaya Kepemimpinan
Watak dan ti[pe pemimpin dapat ditentukan atas 3 pola dasar yaitu :
1)Berorientasi tegas
2)Berorientasi hubungan kerja
3)Berorientasikan hasil yang efektif
Berdasarkan pada penonjolan ketiga orientasi tersebut, ditentukan 8 tipe kepemimpinan yaitu :
a.Tipe deserter ( pembelot )
Mempunyai sifat bermoral rendah tanpa memiliki rasa keterlibatan, tanpa pengabdian, tanpa loyalitas dan ketaatan, sukar diramalkan.
b.Tipe birokrat
Bersifat korek, patuh pada peraturan dan norma-norma, manusia organisasi, tepat, cermat, keras.
c.Tipe missionary ( missionaries )
Bersifat terbuka, penolong, lembut hati, ramah tamah.
d.Tipe developer ( pembangunan )
Bersifat kreatif, dinamis, enovatif, memberikan ato melimpahkan wewenang dengan baik, menaruh kepercayaan pada bawahan,
e.Tipe otokrat
Bersifat keras, dictator, mau menang sendiri, keras kepala, bandel.
f.Tipe benevolent auto
Bersifat lancer, tertib, ahli dalam mengorganisir, besar rasa keterlibatan diri.
g.Tipe compromiser
Bersifat plin plan, selalu mengikuti angin tanpa pendirian, tidak mempunyai keputusan, berpandangan pendek.
h.Tipe eksekutif
Mempunyai sifat bermutu tinggi, memberikan motivasi yang baik, berpandangan jauh, dan tekun.

III. Kriteria keberhasilan kepemimpinan
Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktivitas dan efektivitas pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktivitas naik dan semua tugas dilaksanakan dengan efektif, maka ia disebut sebagai pemimpin yang berhasil.
Beberapa indicator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan kepemimpinan dalam suatu organisasi adalah sbb:

a)Meningkatkan prestasi-prestasi organisasi
b)Semakin rapinya system administrasi dan semakin efektif manajemen
c)Semakin meningkatnya aktifitas2 manusiawi atau aspek social

IV. Sikap tegas dan tanggung jawab pemimpin
Sikap seorang pemimpin :
Penuh perhatian
Berpandangan ke depan
Simpatik
Kreatif
Tanggap terhadap masalah
Tugas seorang pemimpin
Mengetahui
Mengarahkan
Membimbing
Membina
Mempelopori

Tanggung jawab seorang pemimpin
Kepada Tuhan YME
Terhadap dirinya sendiri
Keluarganya
Pemimpin di atasnya
Masyarakat
Bangsa daaan Negara
V. Penutup
Organisasi dan kepemimpinan adalah ibarat 2 mata uang yang tidak bisa dipisahkan, keduanya mempunyai hubungan erat yang saling melengkapi. Organisasi tanpa pemimpin tidak aakn bisa berjalan begitu juga sebaliknya, untuk menjadi seorang pemimpin yang baaik dibuthkan usaha dan kemauan keras untuk belajar dan mengasah diri.

NAVIGASI

Navigasi Darat
NAVIGASI

Navigasi adalah suatu tehnik untuk menentukan kedudukan suatu tempat dan arah lintasan perjalanan secara tepat. Sedangkan orang yang melakukan disebut Navigator. Pada dasarnya navigasi digunakan dalam hal pelayaran atau penerbangan. Penambahan kata dalam mengelompokkan jenis navigasi ada beberapa macam menurut penggunaanya.

NAVIGASI DARAT

Navigasi darat adalah suatu cara seseorang untuk menentukan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta,


dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang kompas dan peta serta teknik penggunaannya haruslah dimiliki dan dipahami.
PETA
Secara umum, peta adalah penggambaran dua dimensi(pada bidang datar) keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu. Peta sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya.

Peta menurut jenisnya, Yaitu :
1.Peta Geografis
Menyajikan gambaran proyeksi dari seluruh permukaan fisik bumi.
Ex : Atlas, Globe.

2.Peta Topografi
Menyajikan gambaran proyeksi dari bagian permukaan fisik bumi..
Ex : Peta Indonesia, Peta G. Merbabu
Peta ini Berskala 1 : 25.000 - 1 : 250.000

3.Peta Tekhnis
Menyajikan gambaran proyeksi permukaan fisik bumi untuk menunjang kebutuhan-kebutuhan tekhnik tertentu.
Ex : Peta jaringan jalan raya, Peta Jaringan rel kereta api
Peta ini Berskala 1 : 25.000

4.Peta Tematik
Menyajikan data dan informasi yang mempunyai tema tertentu. Sehubungan dengan kedudukan geografisnya.
Ex : Peta kepadatan penduduk Indonesia

Untuk keperluan navigasi darat umumnya digunakan peta topografi.
Peta Topografi
Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan tiap interval ketinggian tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan pula yang akan membantu untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi yang terpetakan tersebut, keterangan-keterangan itu disebut legenda peta.

Legenda peta antara lain berisi tentang :

a. Judul Peta
Judul peta ada dibagian tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang berbeda pula

b. Nomor Peta
Nomor peta biasanya dicantumkan diselah kanan atas peta. Selain sebagai nomor regisrtasi dari badan pembuat, nomor peta juga berguna sebagai petunjuk jika kita memerlukan peta daerah lain disekitar suatu daerah yang terpetakan. Biasanya di bagian bawah disertakan pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta tersebut.

c. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :

1. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan katulistiwa. Koodinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan detik.

2. Koordinat Grid
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan nol terdapat disebelah barat Jakarta (60 derajat LU, 68 derajat BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.
Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 6 angka, 8 angka dan 10 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 6 angka, untuk daerah yang lebih sempit digunakan penomoran 8 angka dan 10 angka (biasanya 10 angka dihasilkan oleh GPS).

d. Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari permukaan laut, sifat-sifat garis kontur adalah
1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.
5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.
6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggungan gunung.
7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" terbalik menandakan suatu lembah/jurang.

e. Skala
Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. C penulisan skala, yaitu :
1. Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak dipeta = 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.
2. Skala garis, contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak horizontal.

f. Legenda
Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut, yang penting diketahui : triangulasi, jalan setapak, jalan raya, sungai, pemukiman, ladang, sawah, hutan dan lainnya. Di Indonesia, peta yang umumnya digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, kemudian peta dari Jawatan Topologi, atau yang sering disebut peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.

g. Tahun Peta
Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut, semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan semakin akurat.

h. Arah Peta
Yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah Arah Utara Peta.Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat petunjuk arah utara yaitu :

1. Utara sebenarnya/True North : yaitu utara yang mengarah pada kutub utara bumi.
2. Utara Magnetis/Magnetic North : yaitu utara yang ditunjuk oleh jarum magnetis kompas, dan letaknya tidak tepat di kutub utara bumi.
3. Utara Peta/Map North : yaitu arah utara yang terdapat pada peta.
Kutub utara magnetis bumi letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi. Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, untuk keperluan yang menuntut ketelitian perlu dipertimbambangkan adanya iktilaf(deklinasi) peta, iktilaf magnetis, iktilaf peta magnetis, dan variasi magnetis.

Pengertian umum lainnya
1. Deklinasi Peta : adalah beda sudut antara sebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang digambarkan pada peta.
2. Deklinasi Magnetis: Selisih beda sudut utara sebenarnya dengan utara magnetis
3. Deklinasi Peta magnetis:Selisih besarnya sudut utara peta dengan utara magnetis bumi.
4. variasi Magnetis:perubahan/pergeseran letak kutub magnetis bumi pertahun. \

Mengetahui Ketinggian Suatu Tempat
Kadangkala kita dihadapkan pada kondisi dimana kita harus dapat menentukan ketinggian suatu tempat,akan tetapi kita tidak mempunyai alat untuk menentukan ketinggian(altimeter), hal itu dapat diatasi dengan cara :
Lihat terlebih dahulu interval peta, lalu hitung ketinggian tempat yang ingin kita ketahui, memang ada rumusan umum interval kontur= 1/2000 skala peta. tetapim rumus ini tidak selalu benar, beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya berskala 1:50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian diperbesar menjadi berskala 1:25.000 dengan interval kontur tetap 25 meter.
Pada suatu kondisi tertentu yang mendesak, misalnya SAR gunung hutan, sering kali peta diperbanyak dengan cara di foto kopi. Untuk itu, interval kontur peta tersebut harus tetap ditulis. Peta keluaran Bakosurtanal (1:50.000) membuat kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 meter, atau setiap selang 10 kontur. Seri peta keluaran AMS (skala 1:50.000) membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 100 meter. peta keluaran Direktorat Geologi Bandung tidak seragam ketentuan ketebalan garis konturnya. Dengan demikian tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk penentuan garis kontur tebal.
Bila ketinggian kontur tidak dicantumkan, maka kita harus menghitung ketinggian suatu tempat dengan cara :
1. Cari 2 titik berdekatan yang harganya tercantum
2. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa kontur yang terdapat antara keduanya (jangan menghitung kontur yang sama harganya bila kedua titik terpisah oleh lembah).
3. Dengan mengetahui selisih ketinggian kedua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah kontur yang didapat, dapat dihitung berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat).
4. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian (bila kontur terdekat itu berada diatas titik, maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian. bila kontur terletak dibagian bawah, harganya lebih kecil). Hitung harga kontuir terdekat itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari no 3. lakukan perhitungan diatas beberapa kali sampai yakin harga yang didapat untuk setiap kontur benar. Cantumkan harga beberapa kontur pada peta anda agar mudah mengingatnya.

KOMPAS

1. Guna Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah yang digunakan untuk mengetahui arah utara magnetis. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan menunjuk arah utara-selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet bumi). Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut adalah arah utara magnet bumi, jadi bukan arah utara sebenarnya.
Secara fisik, kompas terdiri atas : a) Badan, yaitu tempat komponen-komponen kompas lainnya berada; b) Jarum, selalu mengarah ke utara-selatan bagaimanapun posisinya; c) Skala penunjuk, menunjukkan derajat sistem mata angin.

2. Jenis-Jenis Kompas,
dalam suatu perjalanan banyak macam kompas yang dapat dipakai, pada umumnya dipakai dua jenis kompas, yaitu kompas bidik (misalnya kompas prisma) dan kompas orienteering (misalnya kompas silva). Kompas bidik mudah untuk membidik, tetapi dalam pembacaan di peta perlu dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris. Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk membidik, tetapi banyak membantu dalam pembacaan dan perhitungan di peta. Kompas yang baik pada ujungnya dilapisi fosfor agar dapat terlihat dalam keadaan gelap.

3. Pemakaian Kompas,
kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnet bumi. Dalam memakai kompas, perlu dijauhkan dari pengaruh benda-benda yang mengandung logam, seperti pisau, golok, karabiner, jam tangan dan lainnya. Kehadiran benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya akan berkurang.
Altimeter
altimeter merupakan alat pengukur ketinggian yang bisa membantu dalam menentukan posisi.
Pada medan yang bergunung tinggi, resection dengan menggunakan kompas sering tidak banyak membantu, disini altimeter lebih bermanfaat. Dengan menyusuri punggungan-punggungan yang mudah dikenali di peta, altimeter akan lebih berperan dalam perjalanan, yang harus diperhatikan dalam pemakaian altimeter :
setiap altimeter yang dipakai harus dikalibrasi. Periksa ketelitian altimeter di titik-titik ketinggian yang pasti.
Altimeter sangat peka terhadap guncangan, perubahan cuaca, dan perubahan temperatur.
Teknik Penggunaan Peta Dan Kompas
1. Orientasi peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta :
a)Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b)Letakkan peta pada bidang datar;
c)Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
d)Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e)Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan yang khas dari setiap tanda medan.
2. Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu :
a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat.
3. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik. Langkah-langkah resection :

a)Lakukan orientasi peta;
b)Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
c)Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d)Bidik dengan kompas tanda-tanda medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth;
e)pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f)Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta
4. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection :
a)lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita;
b)bidik obyek yang kita amati;
c)pindahkan sudut yang kita dapat dipeta;
d)bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta, lakukan langkah b dan c;
e)perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.
2. Orientasi medan tanpa peta dan kompas
Bila kita berada di alam bebas tanpa membawa peta dan kompas, kita dapat menggunakan tanda-tanda alam untuk menunjukkan arah perjalanan kita, diantaranya adalah
a. Matahari, Hanya dapat digunakan pada slang hari, yaitu mengetahui arah barat dan timur,
b. Bintang ,Pada malam hari dapat menggunakan bintang untuk mengetahui arah perjalanan kita, antara lain
Bintang Pari menunjukkan arah selatan Bintang Orion menunjukkan arah timur dan barat c. Tanda-tanda lain Tanda-tanda lain yang dapat digunakan antara lain Kuburan orang Islam membujur kearah utara - selatan Masjid menghadap kearah barat – timur

TEKNIK CONTOURING
Contouring dapat diartikan dengan salah satu penerapan ilmu medan peta yaitu menempuh perjalanan tanpa menggunakan kompas. Dalam melakukan teknik contouring dituntut untuk lebih teliti dalam pengamatan medan. Karena jika kita sudah salah menentukan posisi dengan contouring maka akan mempersuli perjalanan kita dan mungkin akan tersesat.
Jika kita di lapangan dengan membawa peta maka teknik contouring dapat dilakukan, dengan mengamati bentukan dengan acuan arah KAKIBATAS (Kanan, Kiri, Bawah, Atas). Tanda-tanda medan yang dapat digunakan adalah
+ Puncak-puncak bukit
+ Bentukan sungai
+ Punggungan bukit dan terjal/landainya bukit
+ Percabangan sungai
+ Patahan tebing
+ Waterfall (air terjun)
Untuk selalu dapat berhasil melakukan teknik ini adalah dengan selalu berlatih di lapangan yang sebenarnya. Yang perlu dicamkan adalah :"Tentukan secara pasti titik awal keberangkatan, menghitung jarak tempuh dan selalu menghitung ,sudah berapa kali kita menyeberangi sungai atau lembah atau berpindah punggungan bukit".

Materi dasar Rescue

Materi dasar Rescue
SEARCH AND RESCUE
Search and rescue (SAR) adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan
menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi
bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan dan bencana . Istilah
SAR telah digunakan secara internasional tak heran jika sudah sangat mendunia sehingga
menjadi tidak asing bagi orang di belahan dunia manapun tidak terkecuali di Indonesia.
Operasi SAR dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di
laut, hutan, gurun pasir, tapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan. Operasi SAR
seharusnya dilakuan oleh personal yang memiliki ketrampilan dan teknik untuk tidak
membahayakan tim penolongnya sendiri maupun korbannya. Operasi SAR dilaksanakan
terhadap musibah penerbangan seperti pesawat jatuh, mendarat darurat dan lain-lain,
sementara pada musibah pelayaran bila terjadi kapal tenggelam, terbakar, tabrakan,
kandas dan lain-lain. Demikian juga terhadal adanya musibah lainnya seperti kebakaran,
gedung runtuh, kecelakaan kereta api dan lain-lain.
Unsur-unsur SAR
Dalam kegiatan SAR ada 4 unsur yang bisa dijadikan penentu keterampilan yang
dibutuhkan sebagai penunjang suksesnya suatu tim sar dalam melakukan operasinya,
yaitu :
1. Lokasi : kemampuan untuk menentukan lokasi korban. Hal ini memerlukan
pengetahuan menangani data peristiwa, keadaan korban, keadaan medan dan
lainnya.
2. Mencapai : kemampuan untuk mencapai korban. Hal ii memerlukan keterampilan
mendaki gunung, rock climbing, cara hidup di alam bebas, peta, kompas,
membaca jejak, dan lainnya
3. Stabilisasi : kemampuan untuk menentramkan korban dalam hal ini mutlak
diperlukan pengetahuan P3K, gawat darurat dan lainnya.
4. Evakuasi : kemampuan membawa korban. Hal ini memerlukan keterampilan
seperti halnya “Mencapai”.
Tahapan SAR
Ada beberapa tahapan SAR, Yaitu :
1. tahapan keragu-raguan, sadar bahwa keadaan darurat telah terjadi.
2. tahapan kesiapan, melaksanakan segla sesuatunya sebagai tanggapan terhadap
suatu kecelakaan, termasuk juga menadpatkan segala informasi mengenai korban.
3. tahapan perencanaan, pembuatan rencana yang efektif dan segala koordinasi yang
diperlukan
4. tahapan operasi, seluruh unit bertugas hingga misi SAR dinyatakan selesai
5. tahapan laporan, terakhir membuat laporan mengenai misi SAR yang telah
dilaksanakan.
Pencarain pada perasi SAR
Berikut adalah beberapa pola teknis pencarian pada operasi SAR. Hanya sebagain teknik
yang dibahas di sini, yaitu :
1. Track (T)
• Pola ini dipakai jika orang yang dinyatakan hilang dari jalur perjalanan yang
direncanakan akan dilewatinya merupakan satu-satunya informasi yang ada.
• Selalu dianggap bahwa sasaran (korban) masih disekitar atau dekat dengan
garis rute
Pola Track
2. Paralel (P)
• Daerah pencarian cukup luas dan medannya cukup datar
• Hanya mempunyai posisi duga
• Sangat baik untuk daerah pencarian yang berbetuk segi empat.
Pola Paralel
3. Creeping (C)
• Daerah pencarian sempit, panjang dan kondisinya cukup rata serta datar.
• Kalau di pegunungan gunung, regu pencari dengan ola ini kan turun kejurangjurang
atau dataran yang lebih rendah.
Pola Creeping
4. Square (SQ)
• Biasanya digunakan pada daerah yang datar
• Dengan pola ini perhitungan posisi juga harus merupakan kemungkinan yang
tepat
• Pembelokan tidak sembarangan, tetapi dengan perhitungan
C
D
A B
Pola Square
5. Sector (S)
• Lokasi atau posisi diketahui
• Daerah yang disari tidak luas
• Daerah pencarian berbentuk lingkaran
• Rute regu pencarian berbentuk segitiga sama sisi
Pola Sector
6. Contour (CT)
• Digunakan di bukit-bukit.
• Pencarian selalu dimulai dari puncak tertinggi
7. Barrier (B)
• Digunakan dengan hanya menunggu atau mencegat dengan perhitungan yang
pasti bahwa survivor akan lewat dengan melihat keadaaan lingkungan.
• Digunakan jika regu pencari dan penyelamat tidak bisa mendekati tempat
yang terkena musibah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pola pencarian
Dari sekian banyak pola pencarian, anda harus memilih yang paling tepat. Pemilihan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ;
• Ketepatan posisi survivor
• Luas dan bentuk daerah pencarian
• Jumlah dan jenis unit rescue yang tersedia
• Cuaca di dan ke daerah pencarian
• Jarak basecamp unit rescue ke lokasi musibah
• Kemampuan peralatan bantu navigasi di daerah kejadian
• Ukuran sukar dan mudahnya sasaran yang diketahui
• Keefektifan taktik yang dipilih
• Medan di daerah kejadian
• Dukungan logistik ke daerah pencarian
Taktik pencarian
Taktik pencarian dapat bervariasi, tergantung pada situasi tertentu. Secara umum hal itu
tercakup dalam lima metode pencarian, yaitu :
1. Taktik pendahuluan
Merupakan usaha-usaha untuk mendapatkan informasi awal, mengoordinir reguregu
pencari, membentuk pos pengendali, perencanaan, pencarian awal, dsb
2. Taktik Pembatasan
Menciptakan, membentuk garis lintas (perimeter) untuk mengurung korban dalam
area pencarian
3. Taktik Pendeteksian
Pemeriksaan terhadap tempat potensial dan juga menggunakan pencarian
potensial. Pada area tersebut diperhitungkan, ditemukannya korban ataupun jejak
atau segala sesuatu yang tercecer yang ditinggalkan korban
4. Taktik pelacakan
Melacak jejak atau sesuatu yang ditinggalkan korban, biasanya pelacakan ini
dilakukan dengan anjing pelacak atau orang yang terlatih mencari dan membaca
jejak
5. Taktik evakuasi
Memberikan perawatan dan membawa korban untuk perawatan yang lebih lanjut
jika diperlukan.

MANAJEMEN PERJALAN

Manajemen Perjalanan
I.PENDAHULUAN

Dorongan untuk melakukan petualangan di alam bebas telah menyebabkan para penggiatnya melakukan berbagai kegiatan perjalanan, mulai dari pendakian gunung, penyusuran pantai, pengarungan sungai berarus deras, dll.

Perjalanan tersebut dilakukan dengan beberapa

tujuan muai dari eksplorasi, survey maupun hanya untuk berjalan- jalan.semua perjalanan tersebut memerlukan persiapan yang baik, mengingat kegiatandi alam bebas seperti ini menghadapkankita pada berbagai kondisi alam yang apabila tidak kita ketahui dengan baik akan menghadapkan kita pada keadaan yan dapat membahanyakan jiwa kita,dan sebaiknya bilakita pahami akan memberikan kenikmatan berpetualang pada penggiatnya. Agar perjalanan di alam bebas dapat berjalan sesuai engan recana kita, ada beberapa hal yang perlu dilakukan :

1.Tujuan
2.Waktu
3.Peserta
4.Anggaran keuangan
5.Pembukuan perjalanan
6.Sponsor dan publikasi
7.Penelitian dan perencanaan perjalanan
8.perencanaan di lapangan
9.chek kesehatan
10.Pelaksanaan di lapangan
11.Setelah perjalanan (Evaluasi)


II.PERLENGAPAN DAN PERBEKALAN

Keberhasilanperjalanan di alam bebas ditentukan juga oleh perencanaan perlengkapan dan perbekalan yang tepat. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :

1.Menentukan tujuan perjalanan, misal : Sekedar alan-jalan, latihan, penelitian.
2.Mengetaahui informasi dan data tentang jenis medan yang akan dihadapi misal : salju, tebing, dll.
3.Mengetahui lama perjalanan.
4.Keterbatasan kemampuan membawa.
5.Memperhatikan hal-hal khusus, misal : obat-obatan tertentu.

Setelah mengetahui hal-hal tsb, maka kita dapat memiih perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin, tetapi bebannya tidak melebihi kemampuan membawanya. Perhitungan beban total untuk perorangan tidak boeh melebihi sepertiga berat badan ( sekitar 15-20 kg).
Perlengkapan perjalanan di alam bebas dapat dikelompokan sbb:

1.Perlengkapan dasar, meliputi : Perlengkapan memasak, makan, minum, perlengkapan untuk MCK, perlengkapan pribadi.
2.Perlengkapan khusus, yang disesuaikan dengan perjalanan : Perlengkapan penelitian, (kamera, buku,alat tulis) perlengkapan pendakian tebing (Karmentel, karabiner)
3.Perlengkapan tambahan, perlengkapan ini dapat di bawa atau tidak misal : Syal, semir, dll.

Sebaiknya perlengkapan disusun terlebih dahulu pada sebuah checklist, perlengkapan dikelompoan kemudian diteliti kembali apa yang perlu dibawa atau tidak.
Pisahkan antara perlengkapan kelompok dengan individu, serta diskripsikan siaoa saja yang membawa perbekalan, apakah semua perlengkapan dan perbekalan kita bawa sejak awal ataukah diperoleh dalam perjalanan.


III.PERENCANAAN DAN PERBEKALAN

Yang perlu diperhatikan :
Lamanya perjalanan yang akan dilakukan.
Aktivitas yang akan dilakukan
Keadaan medan yang akan dihadapi.
Sehubungan dengan hal diatas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan :
Cukup mengandung kalori
Mempunyai komposisi gizi
Serta tidak asing di lidah
Terlindung dari kerusakan, tahan lama, mudah dan sederhana dalam penanganannya, sebaiknya makanan siap saji.

IV.PACKING

Dalam penyusunan yang menjadi dasar adalah keseimbangan beban, bagaimana kita menumpukan berat beban pada tubuh sedemikian rupa sehingga kaki dapat bekerja secara efisien. Dalam batas-batas tertenttu, rangka yang dimiliki oleh ransel banyak meberikan kenyamanan. Rangka ini membuat posisi tubuh lebih menyenangkan saat menggendong beban.
Namun bagaimanapun desain ransel yang dimiliki akan sedikit artinya apabila anda tidak mampu menyusun barang-barang anda dengan baik.
Beberapa yang harus diperhatikan:
Tempatkan barang-barang yang lebih berat paling atas dan sedekat mungkin dengan badan.
Barang-barang yang relative lebih ringan (Sleeping bag, pakaian tidur) ditempatkan di bagian bawah.
Letakan barang-barang yang sewaktu-waktu diperlukan pada bagian paling atas dan mudah dijangkau setiap waktu (Jas hujan, P3K, kamera, senter, dll)
Kelompokan barang-barang dan dimasukanke dalam kantong-kantong plastic yang tidak tembus air, terutama pakaian tidur/ cadangan, pakaian dalam, kertas, barang elektronik.
Sekali lagi buatlah checklist dari semua perlengkapan, kalau mungkin dengan beratnya agar dapat mudah menyusunnya.

Selamatkan Bumi kita

SELAMATKAN BUMI KITA!!!
”Earth is enough to satisfy every man’s need, but not every man’s greed.”
“Alam ini akan selalu mampu mencukupi kebutuhan makan bagi penghuninya, tetapi tidak mampu untuk mencukupi satu saja manusia yang rakus”
Mahatma Gandhi

Pengantar
Setiap tanggal 22 April 2008 kita memperingati hari Bumi, planet yang telah berusia kurang lebih 5.500.000.000 tahun. Hari Bumi ini di Indonesia sebenarnya tidak lazim diperingati sebelum tahun 1972, apalagi saat itu kekayaan alam kita masih sangat banyak dan kondisi lingkungan hidup kita masih jauh lebih baik, sehingga rasanya pada saat itu orang Indonesia masih “belum perlu” merasa khawatir untuk menyelamatkan bumi dan lingkungannya.

Gagasan hari bumi sendiri muncul dari seorang senator dari Amerika Serikat Gaylorfd Nelson yang menyaksikan betapa menurunnya kualitas lingkungan di bumi yang hanya satu-satunya tempat hidup manusia. Kerusakan yang juga disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri sudah kian menjadi-jadi, sehingga setelah menyampaikan pidatonya di Seattle pada tahun 1969, Gaylorfd bersama dengan teman-teman LSM, 1500 perguruan tinggi, dan 10.000 sekolah, turun ke jalan untuk mengadakan aksi penyelamatan bumi dari kerusakan.
Segera setelah aksi tersebut berturut-turut terjadi pergerakan dalam upaya penyelamatan bumi mulai dari Konferensi Tingkat Tinggi Lingkungan Hidup pada tahun 1972 di Stockholm, konferensi tingkat dunia yang membicarakan lingkungan dunia global di Rio de Janeiro pada tahun 1992 yang menyepakati Forestry Principle yang menekankan pentingnya hutan bagi masa depan umat manusia.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah kita memiliki persetujuan yang mengikat secara hukum berkaitan dengan perlindungan lingkungan hidup untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yaitu melalui Protocol Kyoto. Tetapi agar kesepakatan tersebut dapat dilaksanakan secara operasional, maka harus diratifikasi oleh 55 negara. Ratifikasi tersebut juga harus mencakup negara penghasil 55% emisi gas rumah kaca dunia, yang berarti bahwa negara-negara industri besar harus meratifikasinya. Pada saat itu hanya sedikit negara industri besar yang meratifikasinya, hingga terselenggaranya konferensi Global Warming baru-baru yang diadakan di Bali yang menghasilkan Bali Roadmap, hanya tinggal Amerika Serikat yang masih belum meratifikasinya.

Indonesia sebagai “Zamrud Katulistiwa”
Indonesia yang dikenal sebagai zamrud khatulistiwa adalah sebuah negara kepulauan yang terbentang antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Lebih dari 17.000 pulau telah tercatat, 6.000 di antaranya merupakan pulau berpenghuni. Indonesia juga diberkahi dengan lintasan khatulistiwanya di area Asia Tenggara. Luas total daratan mencapai 1.811.570 km2 dan 63 persen (1.134.330 km2) masih berupa hutan. Sementara itu luas total wilayah air adalah 317 juta hektare termasuk zona ekonomi eksklusif (ZEE) 473 ribu hektare. Penduduknya terdiri dari 600 kelompok etnik, diperkirakan jumlahnya telah mencapai 210 juta jiwa pada 2002, dengan hampir 80 persen tinggal di Pulau Jawa (Data BPS dan KLH). Kekayaan alamnya yang memiliki 25.000 hingga 30.000 spesies tumbuh-tumbuhan atau sekitar 10% dari jumlah total spesies tumbuhan yang ada di dunia, walaupun luas Indonesia hanya 1,3% dari permukaan bumi, saat ini lebih dari 590 spesies tumbuhan di Indonesia dalam resiko akan terancam punah atau telah punah.

Indonesia setidaknya mempunyai 47 ekosistem unik. Walaupun luasnya hanya 1,3 persen dari permukaan dunia, namun 17 persen dari spesies di dunia hidup di Indonesia, melebihi segala bentuk kehidupan dari seluruh Benua Afrika. Dalam hitungan persen, Indonesia setidaknya memiliki 11 persen dari spesies tanaman bunga dunia, 12 persen spesies mamalia dunia, 16 persen dari seluruh spesies amfibi dan reptil, 17 persen dari spesies buning dunia, dan 37 persen dari spesies ikan di dunia. Dalam hal jumlah, Indonesia mempunyai 515 spesies mamalia, peringkat pertama di dunia, dan 36 persen endemik. 122 spesies kupu-kupu, angka tertinggi di dunia, 44 persen endemik. Lebih dari 600 spesies reptil (peringkat ketiga di dunia), 153 spesies burung (28 persen endemik) dan lebih dari 270 spesies amfibi, merupakan peringkat lima besar dunia, serta 28.000 tanaman bunga, menduduki peringkat ketujuh dunia.
Dalam hal kelautan Indonesia menempati pusat Indo-pacific biogeographic kelautan dan posisinya yang strategis antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik sehingga tidak mengherankan jika sangat kaya akan variasi kelautan dan pesisirnya. Misalnya, hutan mangrove terbesar di Asia, padang lamun, dan hamparan terumbu karang. Indonesia mempunyai hutan mangrove seluas 3,8 juta hektare yana menempatkan Indonesia sebagai pemilik hutan mangrove terbesar di dunia. Disusul oleh Nigeria 3,24 juta hektare dan Australia 1,6 juta hektare. Hampir 2/3 dari perbatasan laut Indonesia ditutupi oleh terumbu karang yang diperkirakan mencapai 7.500 km2. Banyak kehidupan yang bergantung pada keberlangsungan eksistensi terumbu karang, seperti pemijahan ikan dan lebih dari 200 jenis ikan hias (Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Konphalindo, Atlas of Biodiversity in Indonesia. Jakarta. 1995)

Hal ini hanya untuk menunjukkan betapa Indonesia itu kaya akan potensi yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk rakyat Indonesia dengan konsep lestari dan berkeadilan. Kerusakan ekosistem dan lingkungan di Indonesia akan mempengaruhi dunia, karena potensi hal tersebut di atas. Akan tetapi Indonesia menerapkan kebijakan yang salah kaprah, dengan dukungan negara-negara industri besar dunia terjadi perusakan besar-besaran, sehingga berdampak pada diri sendiri dan dunia. Anehnya setelah rusak, kita yang dipersalahkan dan diminta harus menanggung beban tersebut.

Kerusakan Hutan Indonesia Awal Malapetaka
Kerusakan hutan merupakan awal dari siklus penurunan kualitas lingkungan hidup, karena hutan merupakan bagian terpenting dalam siklus ekologi. Kerusakan hutan di Indonesia sudah dalam tingkat yang membahayakan. Pemerintah daerah dengan adanya otonomi daerah berlomba-lomba mengeruk sumber daya hutannya untuk mencukupi kebutuhan dana pembangunan daerahnya, yang sering menguntungkan perseorangan atau kelompok elit daerah. Bahkan kadangkala tidak adanya rencana yang sesuai dengan kaidah-kaidah lingkungan hidup, kalaupun ada sering dilanggar, daerah-daerah yang “haram” untuk disentuh, seperti Taman Nasional, Hutan Lindung, dan sejenisnya, terpaksa harus dibabat atas nama kebutuhan “rakyat”. Jika perijinan sulit, maka jurus-jurus lama dikeluarkan melalui upaya tidak terpuji yang justru melibatkan aparat yang seharusnya bertugas menjaganya. Dengan prinsip “semakin banyak pihak yang terlibat, maka akan semakin aman dan lancar upaya ilegal loging dan pencurian kayu hutan”.
Akibatnya tercapailah prestasi terbesar pemerintah yaitu diraihnya predikat untuk Indonesia sebagai negara dengan laju kerusakan hutan (deforestasi) yang tercepat di dunia (Guinness Book of World Records – April 2007). Indonesia dinilai bertanggung jawab atas menciutnya kapasitas paru-paru dunia dan juga dituduh sebagai negara yang membiarkan berlangsungnya illegal loging dan pembakaran hutan untuk lahan perkebunan. Indonesia bersama Papua Nugini dan Brasil mengalami kerusakan hutan terparah sepanjang kurun 2000-2005. Menurut Badan Pangan Dunia (FAO), Indonesia menghancurkan kira-kira 51 kilometer persegi hutan setiap harinya, yang nilainya setara dengan hancurnya 300 lapangan bola setiap jam. Hal ini disebabkan oleh karena hutan alam Indonesia secara legal dieksploitasi di bawah kebijakan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hutan Tanaman Industri (HTI). Kedua kebijakan ini membuka peluang eksploitasi hutan yang menguntungkan para taipan pemegang konsesi. Sistem HPH dan HTI sangat bertanggung jawab atas percepatan laju deforestasi di Indonesia.

Departemen Kehutanan mengeluarkan angka deforestasi Indonesia sepanjang tahun 1997-2000 sebesar 2.84 juta hektar per tahun, sedangkan sepanjang tahun 2000-2005 mencapai 1.8 juta hektar per tahun. Menurut Green Peace luas hutan Indonesia pada tahun 1950 berjumlah 162 juta hektar (84%), kemudian menjadi 119 juta hektar (64%) pada tahun 1985, dan terus menurun pada tahun 1997 menjadi 98 juta hektar (50%), hingga kini (2005) tersisa 85 juta hektar (43%). Menurut GreenPeace, dalam separuh abad terakhir Indonesia telah kehilangan separuh dari hutannya, sehingga yang tersisa adalah 55 juta hektar, tetapi Departemen Kehutanan mencatat luas hutan Indonesia 133.57 juta hektar. Dari luas hutan tersebut jumlah hutan Papua yang masih tersisa seluas 40.546.360 hektar. Hutan gambut di Indonesia yang mencapai 22,5 juta hektar dan di Riau menyimpan hampir separuhnya, sebentar lagi sudah tinggal kenangan. Padahal dengan dilakukannya konversi hutan gambut tersebut berakibat dilepaskannya 1.100 juta ton Co2 (Karbondioksida) per tahun ke atmosfir Indonesia, yang menjadi biang keladi “Green House Effect” (Cifor, 2007).

Belum lagi di sektor kelautan, sektor dalam bidang kelautan yang paling parah mengalami kerusakan adalah hutan mangrove dan terumbu karang, akibat dari sistem pertanian dan pertambakan yang tidak terencana dan terkontrol. Diperkirakan hanya tinggal 60 persen hutan mangrove kita masih dalam kondisi baik, namun pada saat yang sama lebih dan 840.000 hektare hutan mangrove akan diubah menjadi lahan pertambakan. Terumbu karang yang merupakan habitat kehidupan laut juga mengalami ancaman hebat. Terutama dari praktik penangkapan ikan yang destruktif, yaitu dengan pemboman ataupun pemakaian racun. Sektor pariwisata juga mengancam kehidupan terumbu karang dengan pemakaian terumbu karang sebagai pondasi dari cottage yang dibangun untuk kepentingan industri pariwisata.

Jadi berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup tahun 2006 dapat diambil kesimpulan bahwa kerusakan alam kita sudah sangat parah, mulai dari air, udara, dan lahan atau hutan. Ketersediaan air bersih cenderung menurun sebesar 15-35 % per kapita per tahun, karena kerusakan lingkungan di daerah tangkapan air, sehingga saat hujan tidak banyak air yang meresap ke dalam tanah, dan sebagian lagi mengalir menjadi aliran permukaan yang mengakibatkan banjir, sebaliknya di musim kemarau, ancaman kekeringan semakin besar karena kurangnya ketersediaan air. Terjadinya penurunan kualitas air karena masuknya bahan pencemar air dari limbah industri, air limbah domestik maupun sampah. Terjadi pula penurunan kualitas udara yang sangat seius, khususnya di kota-kota besar akibat emisi yang masuk ke udara ambient melebihi daya dukung lingkungan. Kondisi sumberdaya lahan dan hutan kita ditandai dengan kerusakan lahan dan hutan mencapai 59.2 juta ha dengan laju deforestasi mencapai 1.19 juta ha per tahun.

Dampak Investasi Asing Pada Kerusakan Lingkungan
Investasi asing turut juga menyumbangkan kerusakan bumi Indonesia. Selain merugikan karena hasil bumi kita dikeruk hanya untuk kepentingan bangsa asing dan sedikit dari elite kekuasaan, juga akibat jangka panjang untuk generasi selanjutnya adalah kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan ini secara luas dan masif sudah terjadi sejak tiga dekade terakhir. Ditandai dengan kelahiran tiga paket UU yang membuka peluang eksploitasi sumber daya alam Indonesia secara masif, yaitu UU Kehutanan 1967, UU Pertambangan 1967, dan UU Penanaman Modal Dalam dan Luar Negeri 1967. Akibatnya terjadi dampak yang mengerikan yaitu banyak investor asing yang masuk ke Indonesia yang mengeksploitasi sumberdaya alam Indonesia tanpa aturan perlindungan lingkungan dan kesadaran lingkungan yang belum berkembang seperti sekarang, sehingga mereka beroperasi tanpa dibebani kewajiban sosial dan lingkungan. Bahkan, oposisi dari masyarakat baru muncul pada tahun 1980-an berupa protes masyarakat atas rusaknya lingkungan mereka akibat aktivitas pertambangan. Sebut saja Suku Amungme dan Komoro di Papua Barat yang bersengketa dengan Freeport mengenai lahan mereka; perusahan minyak Mobil Oil di Aceh, dan tambang Newmont di Sulawesi Utara.

Pada era pemerintahan Bung Karno, dengan tegas beliau menolak meminta pinjaman untuk pembangunan atau membuka lebar-lebar pintu investasi asing. Padahal ketika itu tahun 1945, dimana Indonesia baru saja memproklamirkan kemerdekaannya. Bung Karno pada saat itu bahkan ingin agar Indonesia dibangun sendiri oleh pemuda-pemudi terampil yang telah berhasil menempa ilmu baik di dalam dan di luar negeri. Tetapi bukan berarti bahwa Bung Karno anti modal asing. Hal ini tercermin ketika Megawati Soekarnoputri yang saat itu berusia 16 tahun bertanya padanya perihal mengapa Bung Karno tidak segera bertindak untuk mengelola sumber daya alam Indonesia, padahal saat itu istana selalu ramai dikunjungi investor asing yang minta kepada Bung Karno supaya dibolehkan mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak dan sumber daya mineral lainnya. Bung Karno selalu menolak kecuali untuk hal-hal yang sangat urgent dan minimal sekali dalam pemenuhan kebutuhan yang mendesak. Bung Karno menjelaskan kepada Megawati : “Nanti Dis (nama panggilan Mega), kita tunggu sampai kita mempunyai insinyur-insinyur sendiri !”.

Bung Karno ingin menggarap sumber daya mineral yang ada di bumi Indonesia oleh insinyur-insinyur Indonesia sendiri yang sedang disiapkannya. Bung Karno lebih mencintai bangsanya tanpa merugikan orang lain dan memimpikan bangkitnya perusahaan-perusahaan minyak Indonesia seperti Shell, Exxon Mobil, Chevron, Total dan sebagainya. Dalam era Presiden Soekarno utang luar negeri kita hanya sebesar US$ 2 miliar. Sumber daya alam kita praktis utuh. Tetapi memang kondisi ekonomi kita hancur pada saat itu, bahkan inflasi mencapai 600%. Terlantarnya ekonomi dan tidak adanya perhatian terhadap pembangunan ekonomi bukan berarti Bung Karno tidak mengerti ekonomi. Bung Karno tidak mengundang modal asing secara besar-besaran, dan tidak mempersilakan akhli-akhli asing mengendalikan Indonesia, karena Bung Karno mengerti betul konsekuensi jika politik kita tidak berdaulat dan ekonomi kita tidak mandiri. Bung Karno terfokus untuk menggembleng bangsa Indonesia menjadi satu nation yang diikat dengan Tunggal Eka dalam Kebhinekaannya membutuhkan waktu dan prioritas tinggi, sehingga pembangunan ekonominya tidak terlampau tertangani. Selain itu dalam periode tersebut terjadi banyak gangguan seperti pemberontakan DI/TII, RMS, PRRI/Permesta, dan rongrongan dari kekuatan-kekuatan geopolitik.

Setelah Soekarno tumbang oleh kekuatan asing (Amerika), penggantinya Soeharto dengan triumviratnya yaitu Adam Malik dan Hamengkubowono IX, di Genewa bersepakat dengan para kapitalis besar Amerika membagi kekayaan alam Indonesia kepada penguasa modal besar Amerika Serikat tersebut. Papua, Sulawesi, Jawa, dan Sumatera dibagi habis. Sehingga ketika Soeharto berkuasa, segera dibukalah selebar lebarnya pintu investasi asing melalui UU No.1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Dalam dan Luar Negeri, yang hingga saat ini tidak ada upaya untuk mengambil alih kembali perusahaan tersebut, walaupun insinyur, PhD, dan Professor kita sudah menumpuk. Freeport masih bercokol di Papua, Newmont di Sulawesi, dan Exxon/Caltex di Jawa dan Sumatera. Apakah tenaga ahli kita tidak mampu? Bohong besar… Kekuatan KKN birokrat dan pengusaha asinglah yang mengatur semuanya agar kepentingan penanaman modal negaranya di Indonesia tetap dipertahankan. Biarlah kekayaan alamnya dikeruk mereka dan rakyat Indonesia yang menanggung kerusakan alamnya. Puluhan universitas ternama telah bertahun-tahun mencetak sangat banyak insinyur pertambangan, dan di antaranya banyak yang bergelar Ph.D dan Profesor. Namun 92% dari minyak kita tetap dieksploitasi oleh perusahaan-perusahaan asing hingga saat ini. Pertamina hanya mengeksploitasi 8% saja. Formula kontrak bagi hasil mengatakan 85% untuk Indonesia dan 15% untuk perusahaan minyak asing. Namun kenyataan sampai sekarang, 40% dinikmati oleh perusahaan-perusahaan asing dan 60% oleh bangsa Indonesia. Asing tidak memperoleh 15% sesuai dengan kontrak, karena di dalam kontrak itu ada ketentuan bahwa biaya eksplorasi harus dibayar terlebih dahulu sampai habis (tetapi hingga kini tidak habis habis). Yang tersisa untuk kita adalah kerusakan hutan dan lingkungan.
(Bersambung)